Fokus Awal Pada Data
Pada awal abad ke 20 pemakaian komputer terbatas hanya untuk aplikasi akuntansi dan digunakan nama EDP yang merupakan aplikasi sistem informasi yang paling dasar dalam setiap perusahaan. Sekarang kita menggunakan istilah SIA untuk menggantikan EDP.
Fokus Baru Pada Informasi
Konsep penggunaan komputer untuk mendukung sistem informasi manajemen mulai diperkenalkan pada tahun 1964 oleh para pembuat komputer. Konsep SIM menyadari bahwa aplikasi komputer harus diterapkan untuk tujuan utama menghasilkan informasi manajemen.
Fokus Revisi Pada Pendukung Keputusan
Sementara SIM terus berkembang dalam menghadapi kelemahan-kelemahannya, muncul pendekatan baru dengan nama DSS, yaitu sistem penghasil informasi yang ditujukan pada suatu masalah tertentu yang harus dipecahkan oleh manajer.
Fokus Sekarang Pada Komunikasi
Penerapan OA (Office Automation) untuk memudahkan komunikasi dan peningkatan produktivitas diantara para manajer dan pekerja kantor lainnya melalui penggunaan alat-alat elektronik.
Fokus Potensial Pada Konsultasi
Saat ini sedang berlangsung gerakan untuk menerapkan Kecerdasan Buatan (AI) bagi masalah-masalah bisnis. Ide dasar dari AI adalah bahwa komputer dapat diprogram untuk melaksanakan sebagian penalaran logis yang sama seperti manusia.
PERKEMBANGAN E-COMMERCE DI INDONESIA
E-Commerce
(electronic commerce) merupakan salah satu teknologi yang berkembang
pesat seiring dengan kehadiran internet dalam kehidupan kita. E-Commerce
sendiri didefinisikan sebagai ‘a series of activities that
includes Electronic Data Interchange (EDI), Supply Chain Management
tools, and Electronic Payment Systems&rsquo.
Ecommerce
sendiri berasal dari layanan EDI (Electronic Data Interchange),
layanan EDI ini telah berkembang sedemikian pesatnya di negara-negara
yang mempunyai jaringan komputer dan telepon. Jika sebelumnya kita
telah sering menggunakan media elektronik seperti telepon, fax, hingga
handphone untuk melakukan perniagaan / perdagangan, sekarang ini, kita
dapat menggunakan internet untuk melakukan perniagaan. E-Commerce
memiliki beberapa jenis, yaitu:
- Business to business (B2B):
Bisnis antara perusahaan dengan perusahaan lain
- Business to consumer (B2C):
Retail, sifatnya melayani pelanggan yang bervariasi
- Consumer to consumer (C2C):
Sifatnya lelang (auction)
- Government: G2G, G2B, G2C,
melakukan layanan terhadap perusahaan untuk keperluan bisnis hingga melayani masyarakat
Manfaat E-Commerce :
- Revenue stream baru
- Market exposure, melebarkan jangkauan
- Menurunkan biaya
- Memperpendek waktu product cycle
- Meningkatkan customer loyality
- Meningkatkan value chain
Perkembangan e-commerce di Indonesia sendiri telah ada sejak tahun 1996, dengan berdirinya Dyviacom Intrabumi atau D-Net (www.dnet.net.id)
sebagai perintis transaksi online. Wahana transaksi berupa mal online
yang disebut D-Mall (diakses lewat D-Net) ini telah menampung sekitar
33 toko online/merchant. Produk yang dijual bermacam-macam, mulai dari
makanan, aksesori, pakaian, produk perkantoran sampai furniture. Selain
itu, berdiri pula http://www.ecommerce-indonesia.com/,
tempat penjualan online berbasis internet yang memiliki fasilitas
lengkap seperti adanya bagian depan toko (storefront) dan shopping cart
(keranjang belanja). Selain itu, ada juga Commerce Net Indonesia - yang
beralamat di http://isp.commerce.net.id/.
Sebagai Commerce Service Provider (CSP) pertama di Indonesia, Commerce
Net Indonesia menawarkan kemudahan dalam melakukan jual beli di
internet. Commerce Net Indonesia sendiri telah bekerjasama dengan
lembaga-lembaga yang membutuhkan e-commerce, untuk melayani konsumen
seperti PT Telkom dan Bank International Indonesia. Selain itu,
terdapat pula tujuh situs yang menjadi anggota Commerce Net Indonesia,
yaitu Plasa.com, Interactive Mall 2000, Officeland, Kompas Cyber Media,
Mizan Online Telecommunication Mall dan Trikomsel.
Kehadiran
e-commerce sebagai media transaksi baru ini tentunya menguntungkan
banyak pihak, baik pihak konsumen, maupun pihak produsen dan penjual
(retailer). Dengan menggunakan internet, proses perniagaan dapat
dilakukan dengan menghemat biaya dan waktu. Perkembangan e-Commerce di
Indonesia pada tahun-tahun mendatang.
E-commerce
sebetulnya dapat menjadi suatu bisnis yang menjanjikan di Indonesia.
Hal ini tak lepas dari potensi berupa jumlah masyarakat yang besar dan
adanya jarak fisik yang jauh sehingga e-commerce dapat dimanfaatkan
dengan maksimal. Sayangnya, daya beli masyarakat yang masih rendah dan
infrastruktur telekomunikasi yang tidak merata di daerah-daerah lainnya
membuat e-commerce tidak begitu populer. Hal ini tak lepas dari jumlah
pengguna internet di Indonesia yang hanya sekitar 8 juta orang dari 215
juta penduduk. Selain itu, e-commerce juga belum banyak dimanfaatkan
oleh perusahaan-perusahaan di Indonesia. Meskipun relatif banyak
perusahaan yang sudah memasang homepage, hanya sedikit yang
memfungsikannya sebagai sarana perniagaan/perdagangan online. Sebagian
besar homepage itu lebih difungsikan sebagai media informasi dan
pengenalan produk. Menurut Adji Gunawan, Associate Partner dan
Technology Competency Group Head Andersen Consulting, secara umum ada
tiga tahapan menuju e-commerce, yakni: presence (kehadiran),
interaktivitas dan transaksi. Saat ini, kebanyakan homepage yang
dimiliki perusahaan Indonesia hanya mencapai tahap presence, belum pada
tahap transaksi. Pada akhirnya, perkembangan teknologi dan peningkatan
pengguna internet di Indonesia akan membuat e-commerce menjadi suatu
bisnis yang menjanjikan.
Hambatan / Tantangan E-COMMERCE
Internet Bust!
- Tahun 1999 – 2000 bisnis “DOTCOM” menggelembung (bubble)
- Banyak model bisnis yang belum terbukti namun ramai-ramai diluncurkan. Akhirnya hancur dengan matinya banyak perusahaan dotcom
- Pengalaman buruk sehingga membuat orang lebih berhati-hati
- Peluang: membuat model bisnis baru?
Infrastruktur Telekomunikasi
- Infrastruktur Telekomunikasi di Indonesia masih terbatas dan harganya masih relatif lebih mahal
- Padahal e-commerce bergantung kepada infrastruktur telekomunikasi
- Peluang: deregulasi, muncul bisnis baru
Delivery Channel
- Pengiriman barang masih ditakutkan hilang di jalan. Masih banyak “tikus”
- Ketepatan waktu dalam pengiriman barang
- Jangkauan daerah pengiriman barang
- Peluang : pengiriman barang yang terpercaya
Kultur & Kepercayaan
- Orang Indonesia belum (tidak?) terbiasa berbelanja dengan menggunakan catalog
- Masih harus secara fisik melihat / memegang barang yang dijual
- Perlu mencari barang-barang yang tidak perlu dilihat secara fisik.
Misal : buku, kaset,dll
Kultur & Kepercayaan [2]
- Kepercayaan antara penjual & pembeli masih tipis
- Kepercayaan kepada pembayaran elektronik masih kurang. Penggunaan kartu kredit masih terhambat
- Peluang: model bisnis yang sesuai dengan kultur orang Indonesia, membuat sistem pembayaran baru, pembayaran melalui pulsa handphone
Security
- Masalah keamanan membuat orang takut untuk melakukan transaksi
- Persepsi merupakan masalah utama
- Ketidak mengertian (lack of awareness) merupakan masalah selanjutnya
- Merupakan topik tersendiri
Munculnya Kejahatan Baru
- Penggunaan kartu kredit curian / palsu
- Penipuan melalui SMS, kuis
- Kurangnya perlindungan kepada konsumen
- Hukum? Awareness?
- Kurangnya kesadaran (awareness) akan masalah keamanan
Ketidakjelasan Hukum
- Masih belum tuntas status dari
- Digital signature
- Uang digital / cybermoney
- Status hukum dari paper-less transaction
- [de]Regulasi
Efek terhadap kehidupan
- Kemajuan teknologi komputer dan komunikasi seharusnya meningkatkan tingkat kualitas hidup kita. Kenyataannya…
- Bekerja lebih panjang
- Pekerjaan dibawa pulang: no life, single terus
- Melebarnya jurang si kaya dan si miskin
- Siapkah kita menghadapi tantangan yang tidak dapat kita hindari?
Lain-lain
- Ketidaksiapan institusi finansial
- Tidak adanya insentif dari Pemerintah
- Masih kurangnya entrepreneur di Indonesia
sumber : http://shadowisimmortality.blogspot.com/2010/11/pengertian-dan-evolusi-sistem-berbasis.html
http://arlanwidiantara.blogspot.com/2011/09/evolusi-sistem-informasi-berbasis.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar