Jumat, 29 November 2013

TUGAS 3 : KOMPUTER DAN KEAMANAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI

KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur kami panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat limpahan Rahmat dan Karunia-nya sehingga kami dapat menyusun makalah ini dengan baik dan tepat pada waktunya. Dalam makalah ini kami membahas mengenai “ Komputer dan Keamanan Sistem Informasi Akuntansi “.
Makalah ini dibuat dengan berbagai observasi dan beberapa bantuan dari berbagai pihak untuk membantu menyelesaikan tantangan dan hambatan selama mengerjakan makalah ini. Oleh karena itu, kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini.
Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar pada makalah ini. Oleh karena itu kami mengundang pembaca untuk memberikan saran serta kritik yang dapat membangun kami. Kritik konstruktif dari pembaca sangat kami harapkan untuk penyempurnaan makalah selanjutnya.
Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kita sekalian.














DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR  ………………………………………................................................. 
DAFTAR ISI  ……………………………………………………………………................................  
BAB 1 PENDAHULUAN  ………………………….........................................................   
          1.1 Latar Belakang  .................................................................................   
          1.2 Tujuan  ..............................................................................................  
          1.3 Manfaat  ............................................................................................  
BAB II PEMBAHASAN  ......................................................................................   
          2.1 Pengertian  ........................................................................................   
          2.4 Keamanan Komputer  ........................................................................   
BAB III PENUTUP   ............................................................................................  
          3.1 Kesimpulan  …....................................................................................
          3.2 Daftar Pustaka  .................................................................................  








BAB I
PENDAHULUAN

1. 1 Latar Belakang
Pada era informasi dan globalisasi menyebabkan lingkungan bisnis mengalami perubahan yang sangat pesat dengan tingkat persaingan ketat. Oleh karena itu perusahaan-perusahaan dituntut untuk melakukan kegiatan operasionalnya secara efektif dan efisien umtuk mempertahankan eksistensinya, sehingga pengetahuan merupakan kekuatan yang sangat penting untuk membantu manajer dalam pengambilan keputusan. Informasi yang berkualitas yaitu informasi yang akurat, relevan, dan tepat waktu sehingga keputusan bisnis yang tepat dapat dibuat yang disesuaikan dengan sistem informasi yang diterapkan di masing-masing perusahaan. Dengan demikian, pengelolaan sistem informasi merupakan hal yang sangat penting untuk dilakukan.
Sistem Informasi juga diperlukan dalam pengadaan bahan baku untuk kelancaran proses pembelian bahan baku dari pemasok serta kepada pembeli. Prosedur pembelian bahan baku melibatkan beberapa bagian dalam perusahaan dengan maksud agar pelaksanaan pembelian bahan baku dapat diawasi dengan baik. Salah satu penyebab terjadinya kekacauan-kekacauan dalam prosedur pembelian bahan baku adalah mahalnya pengendalian intern pada sistem dan prosedur yang mengatur suatu transaksi. Untuk mengatasi masalah tersebut, maka setiap perusahaan perlu menyusun suatu sistem dan prosedur yang dapat menciptakan pengendalian intern yang baik dalam mengatur pelaksanaan transaksi perusahaan.
Bagi perusahaan yang bergerak dalam industri manufaktur, sistem informasi produksi yang efektif merupakan suatu keharusan dan tidak lepas dari persoalan persediaan bahan baku, karena sebagian besar modal perusahaan terikat pada proses produksi perusahaan tersebut. Dengan adanya sistem informasi yang efektif, maka kekacauan-kekacauan yang umum terjadi dalam bidang produksi seperti jadwal produksi yang tidak realistis, pemborosan dan terjadinya kekurangan persediaan yang terjadi selama proses produksi dapat dihindari dan ditangani.
Sampai saat ini, pengertian pengendalian intern telah dikemukakan oleh banyak pihak. Dalam arti sempit, pengendalian intern didefinisikan sebagai pengecekan untuk memeriksa kecermatan penjumlahan. Sedangkan dalam arti luas, pengendalian intern adalah semua alat-alat yang digunakan oleh pimpinan perusahaan untuk melakukan pengawasan. Sistem informasi produksi memfokuskan pada aspek-aspek seperti: pemesanan, penyimpanan, dan ketersediaan bahan baku dan perlengkapan produksi; penjadwalan mesin, fasilitas dan tenaga kerja untuk memproses bahan baku menjadi bahan jadi; mendesain dan menguji produk dengan jumlah sesuai rencana, kualitas yang baik dan biaya yang dianggarkan. Dengan kata lain, sistem informasi produksi bertujuan mendukung fungsi produksi dan operasi yang terdiri atas aktivitas yang berkaitan dengan perencanaan dan pengendalian produksi barang dan jasa.
Untuk mencapai tujuan perusahaan manajemen bertanggung jawab terhadap praktek pembelian bahan baku dan produksi dalam perusahaan yang dikelola dan harus secara terus-menerus mengawasi sistem pengendalian intern yang sudah ditetapkan.
1.2  Tujuan
 1. Untuk mengetahui sistem informasi pembelian bahan baku
 2. Untuk mengetahui apakah evaluasi sistem informasi pembelian bahan baku dan produksi sebagai penyedia informasi untuk perencanaan dan pengendalian pembelian bahan baku.

1.3  Manfaat
1. Bagi Perusahaan
Untuk memberikan suatu gambaran yang jelas akan pentingnya pengendalian intern dalam perusahaan, sehingga perusahaan dapat melakukan evaluasi diri dan mengambil tindakan yang perlu untuk memperbaiki sistem pengendalian intern yang ada saat ini.
2. Bagi Pembaca
Untuk digunakan sebagai bahan kajian ataupun study komparatif dalam mengevaluasi sistem pengendalian intern perusahaan pada umumnya. Melalui penelitian ini diharapkan pembaca dapat memperoleh masukan yang berarti dalam mengimplementasikan sistem pengendalian serta masalah-masalah yang mungkin akan dihadapi.
3. Bagi Ilmu Pengetahuan,
Khususnya dalam bidang akuntansi agar menambah perbendaharaan karya ilmiah, khususnya mengenai aspek pengendalian, dengan harapan akan bermanfaat sebagai bahan masukan berupa studi kasus yang dapat dipelajari dan dipahami.




BAB II
PEMBAHASAN

sistem keamanan akuntansi komputer
SISTEM
Sekelompok elemen-elemen yang terintegrasi dengan maksud yang sama untuk mencapai suatu tujuan.
Elemen sistem :
Tidak semua sistem memiliki kombinasi elemen yang sama, tapi suatu susunan dasar adalah : Input, Transformasi, Output, Mekanisme Kontrol, Tujuan.

Jenis Sistem :
Sistem Lingkaran Terbuka à sistem yang tidak mempunyai elemen mekanisme kontrol, dan tujuan.
Sistem Lingkaran Tertutup à sistem yang disertai oleh adanya elemen mekanisme kontrol dan tujuan.
Sifat Sistem :
1.  Sistem terbuka : Sistem yang dihubungkan dengan lingkungannya melalui arus sumberdaya.
2.  Sistem Tertutup : Sistem yang sama sekali tidak berhubungan dengan lingkungannya.
Sistem Fisik : sistem yang terdiri dari sejumlah sumber daya fisik
Sistem Konseual pt: sistem yang menggunakan sumberdaya konseptual (data dan informasi) untuk mewakili suatu sistem fisik.
Evolusi Sistem Informasi Berbasis Komputer
Fokus Awal Pada Data
Pada awal abad ke 20 pemakaian komputer terbatas hanya untuk aplikasi akuntansi dan digunakan nama EDP yang merupakan aplikasi sistem informasi yang paling dasar dalam setiap perusahaan. Sekarang kita menggunakan istilah SIA untuk menggantikan EDP.
Fokus Baru Pada Informasi
Konsep penggunaan komputer untuk mendukung sistem informasi manajemen mulai diperkenalkan pada tahun 1964 oleh para pembuat komputer. Konsep SIM menyadari bahwa aplikasi komputer harus diterapkan untuk tujuan utama menghasilkan informasi manajemen.
Fokus Revisi Pada Pendukung Keputusan
Sementara SIM terus berkembang dalam menghadapi kelemahan-kelemahannya, muncul pendekatan baru dengan nama DSS, yaitu sistem penghasil informasi yang ditujukan pada suatu masalah tertentu yang harus dipecahkan oleh manajer.
Fokus Sekarang Pada Komunikasi
Penerapan OA (Office Automation) untuk memudahkan komunikasi dan peningkatan produktivitas diantara para manajer dan pekerja kantor lainnya melalui penggunaan alat-alat elektronik.
Fokus Potensial Pada Konsultasi
Saat ini sedang berlangsung gerakan untuk menerapkan Kecerdasan Buatan (AI) bagi masalah-masalah bisnis. Ide dasar dari AI adalah bahwa komputer dapat diprogram untuk melaksanakan sebagian penalaran logis yang sama seperti manusia.
Definisi SIA :
Suatu komponen organisasi yang mengumpulkan, mengklasifikasikan, mengolah, menganalisa dan mengkomunikasikan informasi finansial dan pengambilan keputusan yang relevan bagi pihak luar perusahaan dan pihak ekstern.
Karakteristik SIA yang membedakannya dengan subsistem CBIS lainnya :
SIA melakasanakan tugas yang diperlukan
Berpegang pada prosedur yang relatif standar
Menangani data rinci
Berfokus historis
Menyediakan informasi pemecahan minimal
Perbedaan SIA dan SIM :
SIA mengumpulkan mengklasifikasikan, memproses, menganalisa dan mengkomunikasikan informasi keuangan sedang
SIM mengumpulkan mengklasifikasikan, memproses, menganalisa dan mengkomunikasikan semua tipe informasi
2 komponen SIA
- Spesialis Informasi
- Akuntan
Contoh SIA sebagai pusat informasi perusahaan :
Bagian pemasaran mempertimbangkan untuk memperkenalkan jenis produk baru dalam jajaran produksi perusahaan, untuk itu bagian tersebut meminta laporan analisa perkiraan keuntungan yang dapat diperoleh dari usulan produk baru tersebut
Bagian SIA memproyeksikan perkiraan biaya dan perkiraan pendapatan yang berhubungan dengan produk tersebut, kemudian data yang diperoleh diproses oleh EDP.Setelah diproses hasilnya dikembalikan ke bagian SIA untuk kemudian diberikan ke bagian pemasaran.
Selanjutnya kedua bagian akan merundingkan hasil analisa tersebut untuk dicari keputusan yang sesuai.
Dari contoh diatas dapat ditemukan 2 aspek yang berhubungan dengan sistem bisnis modern yaitu :
Pentingnya komunikasi antar departemen/subsystem yang mengarah untuk tercapainya suatu keputusan.
Peranan SIA dalam menghasilkan informasi yang dapat membantu departemen lainnya untuk mengambil keputusan.
Informasi Akuntansi yang dihasilkan oleh SIA dibedakan menjadi 2, yaitu :
-           informasi akuntansi keuangan, Informasi yang berbentuk laporan keuangan yang ditujukan kepada pihak extern.
-           Informasi Akuntansi Manajemen, informasi yang berguna bagi manajemen dalam pengambilan keputusan.
Didalam Akuntansi Manajemen terdapat dua komponen yang digunakan bagi perencanaan dan pengendalian perusahaan, yaitu :
1.  Sistem Akuntansi Biaya
2.  Sistem Budgeting
Sistem Akuntansi Biaya
à Digunakan untuk membantu manajemen dalam perencanaan dan pengawasan dari aktivitas pengadaan, proses distribusi dan penjualan
Budgeting
à adalah proyeksi keuangan perusahaan untuk masa depan yang bermanfaat untuk menolong manajer dalam perencanaan dan pengawasan
Unsur-unsur yang dapat mempengaruhi penerapan SIA dalam perusahaan :
1.  Analisa Perilaku
2.  Metode kuantitatif
3.  Komputer
Analisa Perilaku
Setiap sistem yang tertuangkan dalam kertas tidak akan efektif dalam penerapannya kecuali seorang akuntan dapat mengetahui kebutuhan akan orang-orang yang terlibat dalam sistem tersebut.
Akuntan tidak harus menjadi seorang psikolog, tapi cukup untuk mengerti bagaimana memotivasi orang-orang untuk mengarah kepada kinerja perusahaan yang positif.
Selain itu juga seorang akuntan harus menyadari bahwa setiap orang mempunyai persepsi yang berbeda-beda dalam menerima suatu informasi, sehingga informasi yang akan diberikan dapat didesain dan dikomunikasikan sesuai dengan perilaku (behavior) para pengambil keputusan.
Metode Kuantitatif
Dalam menyusun informasi, seorang akuntan harus menggunakan metode ini untuk meningkatkan efektifitas dan nilai dari informasi tersebut.
Komputer
Pada beberapa perusahaan, komputer telah digunakan untuk menggantikan pekerjaan rutin seorang akuntan, sehingga memberikan waktu yang lebih banyak kepada akuntan untuk dapat terlibat dalam proses pengambilan keputusan.
 Keamanan Komputer
 Sistem Keamanan Komputer merupakan subsitem organisasi yang mengendalaikan resiko-resiko khusus yang berkaitan dengan informasi berdasar computer. Elemen sistem keamanan computer seperi hardware, database, prosedur dan laporan.Ø
 Siklus hidup sistem keamanan computerØ
Sistem keamanan computer merupakan sistem informasi pengembangannya memerlukan aplikasi pendekatan siklus hidup yang meliputi analisis sistem, perancangan, implementasi, pengoprasian, evaluasi pengendalian.
- Analis sistem : analis sistem kerentanan sistem informasi dalam konteks hambatan yang releven dan kemungkinan yang timbul.
- Perancangan sistem : untuk mengendlikan kemungkinan kerugian.
- Implementasi sistem : pengukuran keamanan untuk mencegah kerugian, dan rencana untuk mengatasi kerugian.
- Pengoprasian, Evaluasi dan Pengendalian : Operasi sistem dan menilai efektifitas dan evesiensinya.

 Sistem Keamanan dalam OrganisasiØ
Jika sistem keamanan computer ingin efektif, harus dikendalikan oleh Chief Security Officer (CSO) yang bertanggung jawab kepada dewan komisaris. Tugas utama CSO adalah menyajikan laporan kepada dewan komisaris. Laporan ini mencakup setiap tahap dalam siklus hidup.
Tahap siklus hidup Laporan Dewan Kepada Komisaris
Analisis Sistem Ikhtisar seluruh kemungkinan kerugian yang relevan.
Perancangan sistem Rencana rinci untuk pengendalian dan pengorganisasian kerugian-kerugian, termasuk anggaran sistem keamanan computer yang lengkap.
Implementasi operasi, evaluasi, dan pengendalian sistem Kekhususan pada kinerja sistem keamanan computer, termasuk pengelompokan kerugian dan pelanggaran keramanan, analisis ketaatan, dan biaya operasi sistem keamanan.

 Analisis keretanan dan hambatan-hambatanØ
Terdapat dua pendekatan
1. Pendekatan kuantitatif penilaian resiko, dimana setiap kemungkinan kerugian dihitung sesuai biaya individu dikalikan dengan kemungkinan munculnya.
2. Pendekatan kualitas, yang secara sederhana mengurutkan kerentanan dan hambatan sistem, dan secara subyektif membuat ranking berdasarkan kontribusi terhadap kemungkinan total kerugian perusahaan.
 Kerentanan dan hambatan-hambatanØ
- Kerentanan adalah kelemahan dalam sistem.
- Hambatan adalah eksploitsi potensial dan kerentanan.
Meliputi : - Hambatan aktif : penggelapan terhadap computer dan sabotase terhadap computer.
- Hambatan positif : Kesalahan-kesalahan sistem, termasuk gangguan alam. Kesehatan sistem mewakili kegagalan peralatan komponen, seperti kelemahan disk, kekurangan tenaga dsb.

BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
            Sistem keamanan komputer bermanfaat menjaga suatu sistem komputer dari pengaksesan seseorang yang tidak berhak. Sistem keamanan komputer semakin dibutuhkan seiring dengan meningkatnya pengguna komputer saat ini. Selain itu makin meningkatnya para pengguna yang menghubungkan jaringan LANnya ke internet, namun tidak diimbangi dengan SDM yang dapat menjaga keamanan data dan infomasi yang dimiliki. Sehingga keamanan data yang ada menjadi terancam untuk diakses dari orang-orang yang tidak berhak. Keamanan komputer menjadi penting karena ini terkait dengan Privacy, Integrity, Autentication, Confidentiality dan Availability.

Daftar Pustaka
Diposkan oleh suwari agung di 05.00 


Selasa, 19 November 2013

Komponen - Komponen Sistem Informasi Akuntansi

Diantaranya sebagai berikut:
1.      Goal and objective pada tiap-tiap Sistem Informasi Akuntansi didesain untuk mencapai tujuan tertentu.
2.      Input, data harus digabungkan dan dimasukkan sebagai input pada suatu sistem, pada SIA input umumnya berupa data transaksi dan jurnal entry.
3.      Output,merupakan informasi yang dihasilkan oleh sistem, output pada sistem yang dimasukan kembali kedalam sistem sebagai input disebut feedback.
4.      Data Storege, merupakan tempat penyimpanan data pada Sistem Informasi Akuntansi.

PERANAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PERSEDIAAN BERBASIS ERP

 Persediaan dalam proses produksi memegang peranan yang sangat penting bagi perusahaan. Kegiatan ini perlu mendapat perhatian besar karena persediaan merupakan aktiva yang memiliki nilai material dalam jumlah dan nilainya serta sensitif terhadap waktu dan kerusakan yang disebabkan karena kesalahan dalam penanganannya. Sistem informasi akuntansi persediaan berbasis ERP bertujuan untuk membangun sistem informasi yang terintegrasi, dengan diterapkannya sistem informasi akuntansi persediaan berbasis ERP maka persediaan dapat dikelola dengan baik sehingga dapat menunjang kelancaran proses produksi. Pada penelitian ini penulis menggunakan metode deskriptif yaitu suatu metode penelitian yang dilakukan dengan cara mengumpulkan data untuk kemudian diproses dan dianalisis lebih lanjut serta diambil kesimpulan. Adapun maksud penulis mengadakan penelitian ini adalah untuk mengetahui peranan sistem informasi akuntansi persediaan berbasis ERP dalam menunjang kelancaran proses produksi. Tujuan penulis melakukan penelitian ini adalah untuk mengetahui pelaksanaan sistem informasi akuntansi persediaan berbasis ERP pada PT Pangansari Utama secara memadai, mengetahui kelancaran proses produksi pada PT Pangansari Utama dan untuk mengetahui peranan sistem informasi akuntansi persediaan berbasis ERP dalam menunjang kelancaran proses produksi. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan Sistem Informasi Akuntansi Persediaan Berbasis ERP pada PT Pangansari Utama sudah memadai, hal ini ditunjukkan oleh adanya komponen-komponen sistem informasi akuntansi persediaan, manfaat penerapan sistem pengolahan data berbasis ERP dan pengendalian aplikasi. Hasil persentase jawaban kuesioner secara keseluruhan yaitu sebesar 81,24% yang berarti bahwa hasilnya termasuk dalam kategori sangat memadai. Hasil kuesioner tersebut membuktikan bahwa pelaksanaan Sistem Informasi Akuntansi Persediaan Berbasis ERP pada PT Pangansari Utama sudah cukup memadai. Kelancaran proses produksi pada PT Pangansari Utama telah memadai, hal ini ditunjukkan oleh tercapainya unsur-unsur kelancaran proses produksi yaitu: penyusunan rencana produksi dan operasi, perencanaan dan pengendalian persediaan dan pengadaan bahan, pemeliharaan atau perawatan mesin dan peralatan, pengendalian mutu dan manajemen tenaga kerja. Hasil persentase jawaban kuesioner yaitu secara keseluruhan sebesar 80,3 % yang berarti bahwa hasilnya termasuk dalam kategori sangat memadai. Koefisien korelasi Peranan Sistem Informasi Akuntansi Persediaan Berbasis ERP terhadap Kelancaran Proses Produksi yaitu sebesar 0,924. Hubungan ini termasuk dalam kategori sangat kuat. Hasil pengujian dengan statistik uji t didapat nilai t hitung (12,78) > t tabel (2,048 ). Hal tersebut mengindikasikan penolakan Ho yang menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang positif antara Peranan Sistem Informasi Akuntansi Persediaan Berbasis ERP terhadap Kelancaran Proses Produksi. Dengan demikian bahwa sistem informasi akuntansi persediaan berbasis ERP telah dilaksanakan secara memadai dan berperan dalam menunjang kelancaran proses produksi.
URI: http://repository.widyatama.ac.id/xmlui/handle/123456789/1158

DEFINISI SISTEM INFORMASI AKUTANSI(SIA)

Sistem adalah sekelompok unsur yang erat berhubungan satu dengan lainnya yang berfungsi bersama-sama untuk mencapai tujuan tertentu. Biasanya dibuat untuk menangani sesuatu yang berulang kali atau yang secara rutin terjadi.
Informasi adalah data yang berguna yang diolah sehingga dapat dijadikan sebagai dasar untuk mengambil keputusan yang tepat. Karakteristik informasi yang realible harus memenuhi syarat relevan, tepat waktu, akurat dan lengkap.
Sistem Informasi Akuntansi adalah sebuah sistem yang memproses data dan transaksi guna menghasilkan informasi yang bermafaat untuk merencanakan, mengendalikan, dan mengoperasikan bisnis.
Sistem Informasi Akuntansi (SIA) adalah sebuah sistem informasi yang menangani segala sesuatu yang berkenaan dengan Akuntansi. Akuntansi sendiri sebenarnya adalah sebuah sistem informasi. Fungsi penting yang dibentuk SIA pada sebuah organisasi antara lain :
  • Mengumpulkan dan menyimpan data tentang aktivitas dan transaksi.
  • Memproses data menjadi informasi yang dapat digunakan dalam proses pengambilan keputusan.
  • Melakukan kontrol secara tepat terhadap aset organisasi.
Subsistem SIA memproses berbagai transaksi keuangan dan transaksi nonkeuangan yang secara langsung memengaruhi pemrosesan transaksi keuangan.
SIA terdiri dari 3 subsistem:
  • Sistem pemrosesan transaksi
mendukung proses operasi bisnis harian.
  • Sistem buku besar/ pelaporan keuangan
  • Sistem Penutupan dan pembalikan. Merupakan pembalikan dan penutupan dari laporan yang dibuat dengan jurnal pembalik dan jurnal penutup
menghasilkan laporan keuangan, seperti laporan laba/rugi, neraca, arus kas, pengembalian pajak

Selasa, 12 November 2013

TUGAS 2


1. Sebutkan dan jelaskan teknik-teknik dalam system auditing...



 Evaluasi Struktur Pengendalian Intern : Berupa kebijakan dan prosedur yang dibuat sebagai  jaminan bahwa tujuan perusahaan akan tercapai. Struktur Pengendalian Intern terdiri dari tiga elemen, * Pengawasan Lingkungan, * Sistem Akuntansi, * Pengawasan Prosedur. Teknik yang digunakan antara lain adalah Flowchart analisis, flowchart dokumen, bagan distribusi formulir, kuesioner dan metode matriks.

 Pengujian Ketaatan : Untuk dapat melakukan uji ketaatan maka auditor harus memahami teknologi yang digunakan oleh suatu sistem informasi.Untuk dapat memahami sistem informasi tersebut harus diketahui teknik-teknik sistem yang umum digunakan untuk mendokumentasikan suatu sistem informasi.Teknik yang biasa digunakan adalah, IPO-HIPO, flowchart program, DFD, pencabangan dan tabel keputusan.

 Kertas Kerja  :  teknik sistem digunakan untuk mendokumentasikan dan menganalisis isi kertas  kerja .

2.

 Analisis Sistem, meliputi perumusan dan pengevaluasian pemecahan masalah. Sebelum merumuskan masalah analis harus mengumpulkan dan mengorganisasi faktafakta. Teknik sistem yang digunakan :

» Wawancara, kuisioner, telaah dokumen dan observasi

» Diagram arus data logis dan bagan arus analitis

 Perancangan Sistem, merupakan proses untuk menspesifikasi rincian solusi yang dipilih melalui proses analisis sistem. Aktivitas ini mencakup evaluasi efektivitas dan efisiensi relatif perancangan sistem alternatif dalam kerangka seluruh persyaratan sistem. Teknik sistem yang digunakan:

» Bagan arus system

»Diagram aliran data

» Bagan IPO, HIPO, bagan arus program

» Pencabangan dan tabel keputusan

Implementasi Sistem, merupakan pelaksanaan rancangan. Aktivitasnya mencakup pemilihan dan pelatihan personel, pemasangan peralatan komputer baru, Perancangan sistem secara rinci, penulisan dan pengujian program-program komputer, pengujian sistem, pengembangan standarstandar, dokumentasi, dan pengubahan berkas. Pelaksanaan perancangan secara rinci selama tahap implementasi seringkali mencakup pemrograman komputer. Dokumentasi adalah salah satu bagian paling penting dalam implementasi sistem.

3.  



 

 

 

SUMBER : Document Sistem [Compatibility Mode]http://ahmadhidayat16992.blogspot.com/2013/02/teknik-dan-dokumentasi-sistem-informasi.html

                   

 

 

Selasa, 22 Oktober 2013

TUGAS 1

Sistem informasi akuntansi (SIA)
merupakan suatu rerangka pengkordinasian sumber daya (data, meterials, equipment, suppliers, personal, and funds) untuk mengkonversi input berupa data ekonomik menjadi keluaran berupa informasi keuangan yang digunakan untuk melaksanakan kegiatan suatu entitas dan menyediakan informasi akuntansi bagi pihak-pihak yang berkepentingan (Wilkinson, 1991). Transaksi memungkinkan perusahaan melakukan operasi, menyelenggarakan arsip dan catatan yang up to date, dan mencerminkan aktivitas organisasi. Transaksi akuntansi merupakan transaksi pertukaran yang mempunyai nilai ekonomis. Tipe transaksi dasar adalah: (1) Penjualan produk atau jasa, (2) Pembelian bahan baku, barang dagangan, jasa, dan aset tetap dari suplier, (3) Penerimaan kas, (4) Pengeluaran kas kepada suplier, (5) Pengeluaran kas gaji karyawan. Sebagai pengolah transaksi, sistem informasi akuntansi berperan mengatur dan mengoperasionalkan semua aktivitas transaksi perusahaan. Tujuan sistem informasi akuntansi adalah untuk menyediakan informasi yang diperlukan dalam pengambilan keputusan yang dilaksanakan oleh aktivitas yang disebut pemrosesan informasi.


Sistem informasi akuntansi (SIA) merupakan suatu rerangka pengkordinasian sumber daya (data, meterials, equipment, suppliers, personal, and funds) untuk mengkonversi input berupa data ekonomik menjadi keluaran berupa informasi keuangan yang digunakan untuk melaksanakan kegiatan suatu entitas dan menyediakan informasi akuntansi bagi pihak-pihak yang berkepentingan (Wilkinson, 1991). Transaksi memungkinkan perusahaan melakukan operasi, menyelenggarakan arsip dan catatan yang up to date, dan mencerminkan aktivitas organisasi. Transaksi akuntansi merupakan transaksi pertukaran yang mempunyai nilai ekonomis. Tipe transaksi dasar adalah: (1) Penjualan produk atau jasa, (2) Pembelian bahan baku, barang dagangan, jasa, dan aset tetap dari suplier, (3) Penerimaan kas, (4) Pengeluaran kas kepada suplier, (5) Pengeluaran kas gaji karyawan. Sebagai pengolah transaksi, sistem informasi akuntansi berperan mengatur dan mengoperasionalkan semua aktivitas transaksi perusahaan. Tujuan sistem informasi akuntansi adalah untuk menyediakan informasi yang diperlukan dalam pengambilan keputusan yang dilaksanakan oleh aktivitas yang disebut pemrosesan informasi. Sebagian dari keluaran yang diperlukan oleh pemroses informasi disediakan oleh sistem pemrosesan transaksi, seperti laporan keuangan dari sistem pemrosesan transaksi. Namun sebagian besar diperoleh dari sumber lain, baik dari dalam maupun dari luar perusahaan. Pengguna utama pemrosesan transaksi adalah manajer perusahaan. Mereka mempunyai tanggung jawab pokok untuk mengambil keputusan yang berkenaan dengan perencanaan dan pengendalian operasi perusahaan.

Pengguna utama pemrosesan transaksi adalah manajer perusahaan. Mereka mempunyai tanggung jawab pokok untuk mengambil keputusan yang berkenaan dengan perencanaan dan pengendalian operasi perusahaan. Pengguna output lainnya adalah para karyawan penting seperti akuntan, insinyur serta pihak luar seperti investor dan kreditor. Konsep perancangan sistem seharusnya mencerminkan prinsip-prinsip perusahaan. Berikut ini dasar-dasar yang perlu diperhatikan dalam prioritas perancangan sistem menurut Wilkinson (1993):
1. Tujuan dalam perencanaan sistem dan usulan proyek seharusnya dicapai untuk menghasilkan kemajuan dan kemampuan sistem yang lebih besar.
2. Mempertimbangkan trade-off yang memadai antara manfaat dari tujuan perancangan sistem dengan biaya yang dikeluarkan.
3. Berfokus pada permintaan fungsional dari sistem.
4. Melayani berbagai macam tujuan.
5. Perancangan sistem memperhatikan keberadaan dari pengguna sistem (user).
Tinjauan Mengenai Sistem Informasi Akuntansi
Akuntansi merupakan bahasa bisnis. Sebagai bahasa bisnis akuntansi menyediakan cara untuk menyajikan dan meringkas kejadian-kejadian bisnis dalam bentuk informasi keuangan kepada pemakainya. Informasi akuntansi merupakan bagian terpenting dari seluruh informasi yang diperlukan oleh manajemen. Informasi akuntansi yang dihasilkan oleh suatu sistem dibedakan menjadi dua, yaitu informasi akuntansi keuangan dan informasi akuntansi manajemen.
Pemakai informasi akuntansi pun terdiri dari dua kelompok, yaitu pemakai eksternal dan pemakai internal. Yang dimaksud dengan pemakai ekseternal mencakup pemegang saham, investor, kreditor, pemerintah, pelanggan, pemasok, pesaing, serikat kerja dan masyarakat. Sedangkan pemakai internal adalah pihak manajer dari berbagai tingkatan dalam organisasi bersangkutan. Sistem Informasi Akuntansi(SIA) dapat didefinisikan sebagai sebuah sistem informasi yang merubah data transaksi bisnis menjadi informasi keuangan yang berguna bagi pemakainya.
Adapun tujuan Sistem Informasi Akuntansi adalah sebagai berikut:
1. mendukung operasi-operasi sehari-hari
2. mendukung pengambilan keputusan manajemen
3. memenuhi kewajiban yang berhubungan dengan pertanggungjawaban
Siklus Akuntansi
Sistem Informasi Akuntansi memiliki beberapa sistem-sistem bagian (sub-system)
yang berupa siklus-siklus akuntansi. Siklus akuntansi menunjukkan prosedur
akuntansi mulai dari sumber data sampai ke proses pencatatan/pengolahan
akuntansinya. Siklus akuntansi dibagi menjadi:
1. Siklus pendapatan
2. Siklus pengeluaran kas
3. Siklus konversi
4. Siklus manajemen Sumber Daya Manusia (SDM)
5. Siklus buku besar dan laporan keuangan
Siklus Pendapatan merupakan prosedur pendapatan dkimulai dari bagian penjualan otorisasi .kredit, pengambilan barang, penerimaan barang, penagihan sampai dengan penerimaan kas. Siklus pengeluaran kas merupakan prosedur pengeluaran kas mulai dari proses pembelian sampai ke proses pembayaran. Siklus konversi merupakan siklus produksi mulai dari bahan mentah sampai ke barang jadi. Siklus manajemen Sumber Daya Manusia melibatkan prosedur penggajian. Siklus buku besar dan pelaporan keuangan berupa prosedur pencatatan dan perekaman ke jurnal dan buku besar dan pencetakan laporan-laporan keuangan yang datanya diambil dari buku besar

Manfaat dalam SIA

  • Menyediakan informasi yang akurat dan tepat waktu sehingga dapat melakukan aktivitas utama pada value chain secara efektif dan efisien.
  • Meningkatkan kualitas dan mengurangi biaya produk dan jasa yang dihasilkan
  • Meningkatkan efisiensi
  • Meningkatkan kemampuan dalam pengambilan keputusan
  • Meningkatkan sharing knowledge
  • menambah efisiensi kerja pada bagian keuangan
Organisasi bisnis diperlukan dalam peranannya menyediakan barang dan jasa yang dibutuhkan, sehingga kita bisa mendapatkannya dengan mudah, murah dan berkualitas. Hal ini terjadi karena organisasi bisnis melakukan produksi barang dengan lebih teratur dan dalam skala produksi yang besar, sehingga proses produksi menjadi lebih efisien. Selain itu, kemampuan dalam mengembangkan teknologi proses dan penghimpunan dana menjadi lebih mudah dilakukan akibat dari spesialisasi yang terjadi.
Organisasi usaha yang memproduksi barang dan jasa dapat dikategorikan dalam tiga bentuk utama yaitu:
1.      Perusahaan perseorangan
2.      Firma
3.      Perseroan Terbatas (PT)
Setiap produk dihasilkan melalui suatu proses produksi. Input produksi yang terdiri dari tenaga kerja (L), modal (K), sumber daya (R), teknologi (T), dan lainnya, akan diproses menjadi suatu output (Q) berupa barang atau jasa. Hubungan yang terjadi antara jumlah input produksi yang diperlukan dengan jumlah output yang dihasilkan disebut dengan fungsi produksi (production function). Fungsi produksi akan memberi gambaran kepada kita tentang jumlah maksimum output yang dapat dihasilkan, atas penggunaan sejumlah tertentu dari input-input produksi. Melalui fungsi produksi kita juga bisa melihat bagaimana komposisi dari berbagai kombinasi input, untuk menghasilkan jumlah tertentu dari output. Isocost dan Isoquant merupakan dua pendekatan yang memungkinkan untuk melakukan analisis optimasi faktor produksi, untuk menghasilkan output maksimum.
Dalam teori produksi ada tiga konsep penting, yaitu Produksi Total (Total Production/TP), yang menggambarkan jumlah keseluruhan produksi yang dihasilkan. Produksi Rata-rata (Average Product/AP) yaitu jumlah produksi dibagi dengan jumlah input produksi, dan Produksi Marginal (Marginal Product/MP) yang merupakan tambahan hasil produksi dari setiap penambahan satu unit input.
Biaya Produksi
Konsep biaya produksi menggambarkan bagaimana suatu perusahaan akan mencari tingkat output optimal dalam mencapai tingkat keuntungan maksimum. Menurut Sadono Sukirno, definisi dari biaya produksi adalah semua pengeluaran yang dilakukan oleh perusahaan untuk memperoleh faktor-faktor produksi dan bahan-bahan mentah yang akan digunakan untuk menciptakan barang-barang yang diproduksikan perusahaan tersebut.
Biaya produksi dapat dibedakan menjadi: pertama, biaya produksi jangka pendek yang diartikan bahwa sebagian faktor produksi yang digunakan adalah tetap atau tidak dapat ditambah jumlahnya. Kedua, biaya produksi panjang yang mempunyai pengertian bahwa semua biaya dapat berubah, sehingga tidak ada lagi biaya tetap.
Pada jangka pendek, total biaya produksi terdiri dari biaya tetap dan biaya variabel. Sedangkan untuk jangka panjang semua biaya merupakan biaya variabel. Pada jangka panjang terjadi perubahan pada semua komponen biaya, sehingga total biaya hanya terdiri dari biaya variabel.

Siklus-Siklus Pemrosesan Transaksi

Sistem Informasi Akuntansi meliputi beragam aktivitas yang berkaitan dengan siklus-siklus pemrosesan transaksi perusahaan, yaitu :
1.      Siklus pendapatan. Kejadian-kejadian yang berkaitan dengan pendistribusian barang dan jasa ke entitas-entitas lain dan pengumpulan pembayaran-pembayaran yang berkaitan.
2.      Siklus pengluaran. Kejadian-kejadian yang berkaitan dengan perolehan barang dan jasa dari entitas-entitas lain dan pelunasan kewajiban-kewajiban yang berkaitan.
3.      Siklus produksi . Kejadian-kejadian yang berkaitan dengan pengubahan sumberdaya menjadi barang dan jasa.
4.      Siklus keuangan . Kejadian-kejadian yang berkaitan dengan peroleh dan manajemen dana-dana modal, termasuk kas.
 
Siklus-siklus  transaksi yang lazim.
Siklus
Peristiwa (Event) yang biasanya tercakup
Pendapatan
 
 
Pembelanjaan
 
 
Manajemen Sumberdaya
 
 
Konversi Produk
 
 
Pelaporan keuangan dan buku besar umum 
·         Penjualan produk atau jasa
·         Penerimaan tunai dari produk atau jasa yang terjual.
·         Pembelian bahan atau jasa
·         Pengeluaran tunai untuk membayar bahan atau jasa yang dibeli.
·         Pembelian, pemeliharaan, dan pengeluaran dana, fasilitas, dan sumberdaya manusia.
·         Konversi bahan baku menjadi barang jadi melalui penggunaan tenaga kerja dan overhead.
·         Kompilasi transaksi-transaksi akunting dari siklus-siklus transaksi lainnya.
·         Penyediaan laporan-laporan keuangan.

Akuntansi dan Teknologi

Lima fungsi akuntansi:
Setiap sistem informasi akuntansi akan melaksanakan lima fungsi utamanya, yaitu :
1. Mengumpulkan dan menyimpan data dari semua aktivitas dan transaksi perusahaan
2. Memproses data menjadi informasi yang berguna pihak manajemen.
3. Memanajemen data-data yang ada kedalam kelompok-kelompok yang sudah ditetapkan oleh perusahaan.
4. Mengendalikan kontrol data yang cukup sehingga aset dari suatu organisasi atau perusahaan terjaga.
5.Penghasil informasi yang menyediakan informasi bagi pihak manajemen untuk melakukan perencanaan, mengeksekusi perencanaan dan mengkontrol aktivitas.

Peran teknologi informasi dalam membantu proses akuntansi dalam perusahaan/organisasi telah lama berlangsung.
Alasan utama penggunaan IT dalam akuntansi ialah efisiensi, penghematan waktu, dan biaya.
Alasan lain termasuk peningkatan efektifitas, mencapai hasil/output laporan keuangan dengan benar, dan ditambah dengan perlindungan atas aset perusahaan.

Contohnya, akuntansi yang menangani transaksi pembelian, penjualan, pengiriman barang, pembayaran transaksi, penerimaan hasil penjualan, penyusunan laporan.
Ciri khas ini yang menjadi alasan utama mengapa teknologi informasi sangat berkaitan erat dengan akuntansi.
Bahkan, hubungan ini telah terjadi jauh-jauh hari pada saat komputer masih berbadan besar dan boros tenaga (mainframe)
Peran akuntan sekarang ini dapat meliputi tiga bidang: perancang, pengguna, dan pemeriksa (auditor).
Dalam ketiga peran ini, IT akan sangat berperan dalam kesuksesan kerja akuntan.



Peran teknologi informasi dalam membantu proses akuntansi dalam perusahaan/organisasi telah lama berlangsung. Alasan utama penggunaan IT dalam akuntansi ialah efisiensi, penghematan waktu dan biaya. Alasan lain termasuk peningkatan efektifitas, mencapai hasil/output laporan keuangan dengan benar. Alasan lainnya yaitu ditambah dengan perlindungan atas aset perusahaan.

Secara singkat manfaat IT dalam Akuntansi adalah :

* Menjadikan pekerjaan lebih mudah (makes job easier).
* Bermanfaat (usefull).
* Menambah produktifitas (Increase productivity).
* Mempertinggi efektifitas (enchance effectiveness).
* Mengembangkan kinerja pekerjaan (improve job performance)


Sumber : http://susilofy.wordpress.com/2011/02/18/organisasi-bisnis-dan-teori-produksi/
                 http://datakuliah.blogspot.com/2009/11/siklus-pemrosesan-transaksi-sia-arus.html
                 http://dwialfialfi.wordpress.com/2012/11/06/pentingnya-akuntansi/ 
   http://helmihendriansyah.blogspot.com/2011/01/teknologi-informasi-dan-perkembangan.html
             

Rabu, 12 Juni 2013

POLITIK DAN STRATEGI NASIONAL

POLITIK DAN KEMISKINAN DI INDONESIA

BAB I
PENDAHULUAN
A.LATAR BELAKANG MASALAH
Dalam kehidupan politik suatu Negara, Negara tidak lepas dari corak budaya yang ada dalam masyarakatnya. Peran masyarakat dalam kehidupan politik sangat tergantung pada budaya poitik yang berkembang dalam masyarakat untuk dapat mengetahui bagaimana tipe-tipe budaya politik masyarakat Indonesia dan bagaimana peran sertanya dalam pembangunan kehidupan politik di Indonesia.
Setiap hari pasti kita melakukan aktivitas yang tidak lain menonton tv dan membaca majalah maupun koran,tentunya kita pernah menyaksikan secara langsung maupun tidak langsung melalui televise dan media massa lainnya pelaksanaan pemilu, pilkada, demonstrasi, kerusuhan, kampanye partai politik, dan bahkan penculikan-penculikan aktivis-aktivis politik. Pola-pola perilaku tersebut menyangkut kehidupan bernegara, pemerintahan, hukum, adat istiadat dan lainnya yang disebut sebagai budaya politik.
Sebagai warga negara, dalam kesehariannya hampir selalu bersentuhan dengan aspek-aspek politik praktis baik yang bersimbol maupun tidak. Dalam proses pelaksanaannya dapat terjadi secara langsung atau tidak langsung dengan praktik-praktik politik. Jika secara tidak langsung, hal ini sebatas mendengar informasi, atau berita-berita tentang peristiwa politik yang terjadi. Dan jika seraca langsung, berarti orang tersebut terlibat dalam peristiwa politik tertentu.
Kita ketahui bahwa politik merupakan suatu rangkaian asas, prinsip, keadaan, jalan, cara, dan alat yang digunakan untuk mencapai tujuan tertentu yang dikehendaki. Politik secara umum menyangkut proses penentuan tujuan Negara dan cara melaksanakannya. Pelaksanaan tujuan itu memerlukan kebijakan-kebijakan umum (public policies) yang menyangkut peraturan, pembagian, atau alokasi sumber-sumber yang ada. Kebijakan-kebijakan umum hanya dapat dilakukan dengan kekuasaan dan untuk memperoleh kekuasaan itulah diperlukan sarana politik yang disebut partai politik.
kondisi dinamik bangsa Indonesia yang menyediakan mekanisme dan prosedur yang mengatur dan menyalur kan konflik sampai pada penyelesaian dalam bentuk kesepakatan (konsensus),sistem ini membantu pembentukan identitas bersama,hubungan kekuasaan,legitimasi kewenangan dan hubungan politik dan ekonomi.dari dalam untuk menjamin identitas, integrasi, kelangsungan hidup bangsa dan Negara serta perjuangan mencapai tujuan nasional. Sistem ini juga berfungsi memelihara keseimbangan antara konflik dan consensus,arti nya dengan ada nya sistem ini apabila terdapat perbedaan-perbedaan pendapat,persaingan, ataupun pertentangan antar individu,juga menekan kan pada consensus total tidak hanya dengan terinduktrinasi ideology saja,tetapi juga menganut dari berbagai Negara termasuk eropa timur dan Asia.
Kemiskinan sebagai suatu penyakit sosial ekonomi tidak hanya dialami oleh negara-negara yang sedang berkembang,tetapi juga negara-negara maju,seperti inggris dan amerika serikat.Negara mengalami kemiiskinan di penghujung tahun 1700 an pada era kebangkitan revolusi industry yang muncul di eropa.Pada masa itu kaum miskin di inggris berasal dari tenaga-tenaga kerja pabrik yang sebelumnya sebagai petani yang yang mendapat upah rendah.Mereka umumnya tinggal di permukaan kumuh yang rawan terhadap penyakit sosial lainnya,seperti prostitusi, kriminilitas, pengangguran. Berikut sedikit penjelasan mengenai kemiskinan yang sudah menjadi dilema mengglobal yang sangat sulit di cari cara pemecahan terbaikya.

B.RUMUSAN MASALAH


Pertanyaan mungkin selalu ada dalam batin maupun fikiran kita sebelum mengerti tantang budaya politik indonesia,pastinya kita akan mencari tau tentang:
1. Apakah yang dimaksud dengan Budaya Politik Indonesia ?
2. Sebutkan dan jelaskan tipe-tipe budaya politik menurut para ahli ?
3. Bagaimana Perkembangan Budaya Politik Indonesia ?
4. Bagaimana peran serta budaya politik partisipan ?(kurang)
5. Bagaimana tatanan kehidupan masyarakat politik ?(kurang)
6.Beberapa hasil pemantauan kemiskinan?













BAB II
PEMBAHASAN
A.Pengertian BPI

Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa sansekerta yaitu buddhayah,yang merupakan bentuk jamak dari buddhi, yang berarti akal atau budi, sehingga kebudayaan dapat diartikan semua hal yang bersangkutan dengan hal. Budaya dapat di definisikan secara sempit dan secara luas. Definisi secara sempit mencangkup kesenian dengan semua cabang-cabangnya dan secara luas mencangkup semua aspek kehidupan manusia.
Sebagian ahli berpendapat bahwa kebudayaan adalah perkembangan dari kta majemuk budi daya yang berupa cipta,rasa, dan karsa.kebudayaan merupakan hasil dari kehidupan bersama manusia maka kebudayaan itu tidak sama antara satu lingkungan masyarakat dengan lingkungan mayarakat yang lainnya. Karena masyarakat berkembang maka kebudayaan manusia juga berubah-ubah sesuai dinamika kehidupan masyarakat. Manusia dalam suatu kelompok untuk menciptakan kehidupan yang tujuan akhirnya memberikan kesejahteraan dan kebahagiaan kepada siapa anggota kelompok yang bersangkutan. Beberapa aspek yang perlu di perhatikan dalam budaya ini ialah beberapa aspek seperti aspek material san aspek nonmaterial.

B.Pengertian Budaya Politik Menurut Para Ahli
Terdapat banyak sarjana ilmu politik yang telah mengkaji tema budaya politik, sehingga terdapat variasi konsep tentang budaya politik yang kita ketahui. Namun bila diamati dan dikaji lebih jauh, tentang derajat perbedaan konsep tersebut tidaklah begitu besar, sehingga tetap dalam satu pemahaman dan rambu-rambu yang sama. Berikut ini merupakan pengertian dari beberapa ahli ilmu politik tentang budaya politik.
a.      Rusadi Sumintapura
Budaya politik tidak lain adalah pola tingkah laku individu dan orientasinya terhadap kehidupan politik yang dihayati oleh para anggota suatu sistem politik.
b.      Sidney Verba
Budaya politik adalah suatu sistem kepercayaan empirik, simbol-simbol ekspresif dan nilai-nilai yang menegaskan suatu situasi dimana tindakan politik dilakukan.
c.      Alan R. Ball
Budaya politik adalah suatu susunan yang terdiri dari sikap, kepercayaan, emosi dan nilai-nilai masyarakat yang berhubungan dengan sistem politik dan isu-isu politik.
d.      Austin Ranney
Budaya politik adalah seperangkat pandangan-pandangan tentang politik dan pemerintahan yang dipegang secara bersama-sama; sebuah pola orientasi-orientasi terhadap objek-objek politik.
e.      Gabriel A. Almond dan G. Bingham Powell, Jr.
Budaya politik berisikan sikap, keyakinan, nilai dan keterampilan yang berlaku bagi seluruh populasi, juga kecenderungan dan pola-pola khusus yang terdapat pada bagian-bagian tertentu dari populasi.
Berdasarkan beberapa pengertian tersebut diatas (dalam arti umum atau menurut para ahli), maka dapat ditarik beberapa batasan konseptual tentang budaya politik sebagai berikut :
Pertama   : bahwa konsep budaya politik lebih mengedepankan aspek-aspek non-perilaku aktual berupa tindakan, tetapi lebih menekankan pada berbagai perilaku non-aktual seperti   orientasi, sikap, nilai-nilai dan kepercayaan-kepercayaan. Hal inilah yang menyebabkan   Gabriel A. Almondmemandang bahwa budaya politik adalah dimensi psikologis dari    sebuah sistem politik yang juga memiliki peranan penting berjalannya sebuah sistem   politik.
Kedua      : hal-hal yang diorientasikan dalam budaya politik adalah sistem politik, artinya setiap berbicara budaya politik maka tidak akan lepas dari pembicaraan sistem politik. Hal-hal yang diorientasikan dalam sistem politik, yaitu setiap komponen-komponen yang terdiri dari komponen-komponen struktur dan fungsi dalam sistem politik. Seseorang akan memiliki orientasi yang berbeda terhadap sistem politik, dengan melihat fokus yang diorientasikan, apakah dalam tataran struktur politik, fungsi-fungsi dari struktur politik, dan gabungan dari keduanya. Misal orientasi politik terhadap lembaga politik terhadap lembaga legislatif, eksekutif dan sebagainya.
Ketiga      : budaya politik merupakan deskripsi konseptual yang menggambarkan komponen-komponen budaya politik dalam tataran masif (dalam jumlah besar), atau mendeskripsikan masyarakat di suatu negara atau wilayah, bukan per-individu. Hal ini berkaitan  dengan pemahaman, bahwa budaya politik merupakan refleksi perilaku warga negara secara massal yang memiliki peran besar bagi terciptanya sistem politik yang ideal.

C.PERKEMBANGAN BUDAYA POLITIK INDONESIA

Sikap & tingkah laku politik seseorang menjadi suatu obyek penanda gejala-gejala politik yang akan terjadi pada orang tersebut dan orang-orang yang berada di bawah politiknya. Contohnya ialah jikalau seseorang telah terbiasa dengan sikap dan tingkah laku politik yang hanya tahu menerima, menurut atau memberi perintah tanpa mempersoalkan atau memberi kesempatan buat mempertanyakan apa yang terkandung dalan perintah itu. Dapat diperkirakan orang itu akan merasa aneh, canggung atau frustasi bilamana ia berada dalam lingkungan masyarakatnya yang kritis, yang sering, kalaulah tidak selalu, mempertanyakan sesuatu keputusan atau kebijaksanaan politik.
Golongan elit yang strategis seperti para pemegang kekuasaan biasanya menjadi objek pengamatan tingkah laku ini, sebab peranan mereka biasanya amat menentukan walau tindakan politik mereka tidak selalu sejurus dengan iklim politik lingkungannya. Golongan elit strategis biasanya secara sadar memakai cara-cara yang tidak demokratis guna menyearahkan masyarakatnya untuk menuju tujuan yang dianut oleh golongan ini. Kemerosotan demokratisasi biasanya terjadi disini, walaupun mungkin terjadi kemajuan pada beberapa bidang seperti bidang ekonomi dan yang lainnya.
Kebudayaan politik Indonesia pada dasarnya bersumber pada pola sikap dan tingkah laku politik yang majemuk. Namun dari sinilah masalah-masalah biasanya bersumber. Mengapa? Dikarenakan oleh karena golongan elite yang mempunyai rasa idealisme yang tinggi. Akan tetapi kadar idealisme yang tinggi itu sering tidak dilandasi oleh pengetahuan yang mantap tentang realita hidup masyarakat. Sedangkan masyarakat yang hidup di dalam realita ini terbentur oleh tembok kenyataan hidup yang berbeda dengan idealisme yang diterapkan oleh golongan elit tersebut. Contohnya, seorang kepala pemerintahan yang mencanangkan program wajib belajar 9 tahun demi meningkatkan mutu pendidikan, namun pada aplikasinya banyak anak-anak yang pada jenjang pendidikan dasar putus sekolah dengan berbagai alasan, seperti tidak memiliki biaya. Hal ini berarti idealisme itu tidak diimplikasikan secara riil dan materiil ke dalam masyarakat yang terlibat dibawah politiknya.
Idealisme diakui memanglah penting. Tetapi bersikap berlebihan atas idealisme itu akan menciptakan suatu ideologi yang sempit yang biasanya akan menciptakan suatu sikap dan tingkahlaku politik yang egois dan mau menang sendiri. Demokrasi biasanya mampu menjadi jalan penengah bagi atas polemik ini.
Indonesia sendiri mulai menganut sistem demokrasi ini sejak awal kemerdeka-annya yang dicetuskan di dalam Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945. Demokrasi dianggap merupakan sistem yang cocok di Indonesia karena kemajemukan masyarakat di Indonesia. Oleh karena itu Demokrasi yang dilakukan dengan musyawarah mufakat berusaha untuk mencapai obyektifitas dalam berbagai bidang yang secara khusus adalah politik. Kondisi obyektif tersebut berperan untuk menciptakan iklim pemerintahan yang kondusif di Indonesia. Walaupun demikian, perilaku politik manusia di Indonesia masih memiliki corak-corak yang menjadikannya sulit untuk menerapkan Demokrasi yang murni.
Corak pertama terdapat pada golongan elite strategis, yakni kecenderungan untuk memaksakan subyektifisme mereka agar menjadi obyektifisme, sikap seperti ini biasanya melahirkan sikap mental yang otoriter/totaliter. Corak kedua terdapat pada anggota masyarakat biasa, corak ini bersifat emosional-primordial. Kedua cirak ini tersintesa sehingga menciptakan suasana politik yang otoriter/totaliter.

Sejauh ini kita sudah mengetahui adanya perbedaan atau kesenjangan antara corak-corak sikap dan tingkah laku politik yang tampak berlaku dalam masyarakat dengan corak sikap dan tingkahlaku politik yang dikehendaki oleh Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945. Kita tahu bahwa manusia Indonesia sekarang ini masih belum mencerminkan nilai-nilai Pancasila itu dalam sikap dan tingkah lakunya sehari-hari. Kenyataan tersebutlah yang hendak kita rubah dengan nilai-nilai idealisme pancasila, untuk mencapai manusia yang paling tidak mendekati kesempurnaan dalam konteks Pancasila.

Esensi manusia ideal tersebut harus dikaitkan pada konsep “dinamika dalam kestabilan”. Arti kata dinamik disini berarti berkembang untuk menjadi lebih baik. Misalkan kepada suatu generasi diwariskan suatu undang-undang, diharapkan dengan dinamika yang ada dalam masyarakat tersebut dapat menjadikan Undang-Undang tersebut bersifat luwes dan fleksibel, sehingga tanpa menghilangkan nilai-nilai esensi yang ada, generasi tersebut terus berkembang. Dinamika dan kemerdekaan berpikir tersebut diharapkan mampu untuk memperkokoh persatuan dan memupuk pertumbuhan.

Yang menjadi persoalan kini ialah bagaimana dapat menjadikan individu-individu yang berada di masyarakat Indonesia untuk mempunyai ciri “dinamika dalam kestabilan” yakni menjadi manusia yang ideal yang diinginkan oleh Pancasila. Maka disini diperlukanlah suatu proses yang dinamakan sosialisasi, sosialisasi Pancasila. Sosalisasi ini jikalau berjalan progressif dan berhasil maka kita akan meimplikasikan nilai-nilai Pancasila kedalam berbagai bidang kehidupan. Dari penanaman-penanaman nilai ini akan melahirkan kebudayaan-kebudayaan yang berideologikan Pancasila. Proses kelahiran ini akan memakan waktu yang cukup lama, jadi kita tidak bisa mengharapkan hasil yang instant terjadinya pembudayaan.
Dua faktor yang memungkinkan keberhasilan proses pembudayaan nilai-nilai dalam diri seseorang yaitu sampai nilai-nilai itu berhasil tertanam di dalam dirinya dengan baik. Kedua faktor itu adalah:
1.            Emosional psikologis, faktor yang berasal dari hatinya
2.            Rasio, faktor yang berasal dari otaknya
Jikalau kedua faktor tersebut dalam diri seseorang kompatibel dengan nilai-nilai Pancasila maka pada saat itu terjadilah pembudayaan Pancasila itu dengan sendirinya.
Tentu saja tidak hanya kedua faktor tersebut. Segi lain pula yang patut diperhaikan dalam proses pembudayaan adalah masalah waktu. Pembudayaan tidak berlangsung secara instan dalam diri seseorang namun melalui suatu proses yang tentunya membutuhkan tahapan-tahapan yang adalah pengenalan-pemahaman-penilaian-penghayatan-pengamalan. Faktor kronologis ini berlangsung berbeda untuk setiap kelompok usia.
Melepaskan kebiasaan yang telah menjadi kebudayaan yang lama merupakan suatu hal yang berat, namun hal tersebutlah yang diperlukan oleh bangsa Indonesia.  Sekarang ini bangsa kita memerlukan suatu transformasi budaya sehingga membentuk budaya yang memberikan ciri Ideal kepada setiap Individu yakni berciri seperti manusia yang lebih Pancasilais. Transformasi iu memerlukan tahapan-tahapan pemahaman dan penghayatan yang mendalam yang terkandung di dalam nilai-nilai yang menuntut perubahan atau pembaharuan. Keberhasilan atau kegagalan pembudayaan dan beserta segala prosesnya akan menentukan jalannya perkembangan politik yang ditempuh oleh bangsa Indonesia di masa depan.

D.PERAN SERTA BUDAYA POLITIK PARTISIPAN
1.    Komunikasi Politik
Komunikasi politik merupakan suatu hubungan timbal balik dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara dimana rakyat merupakan sumber aspirasi dan sumber pimpinan nasional. Komunikasi politik secara vertical maupun horizontal baik didalam suprastruktur maupun infrastruktur dimaksudkan untuk mewujudkan adanya pengertian-pengertian politik yang dapat diterima oleh semua pihak untuk terwujudnya tujuan politik. Adapun tujuan politik tidak dapat dilepaskan dari tujuan partai politik dan tujuan partai politik juga seharudnya adalah sama dengan tujuan politik yang termaktub dalam UUD Negara.
Tujuan politik yang sama antara partai politik denga tujuan Negara diharakan tidak akan terjadi kompetisi politik yang tidak sehat antar partai politik, mengingat tiap partai politik akan mempunyai disiplin politik, disiplin social, dan disiplin nasional. Setiap kegiatan partai politik tidak akan mengorbankan kepentingan-kepentingan nasional, ideology, dan Negara.
2. Partisipasi Politik
Demokrasi merupakan salah satu bentuk pelaksanaan budaya politik. Budaya politik di Indonesia pada hakikatnya telah melekat dalam system politik yang berlaku di Indonesia. Pada norma-norma, nilai-nilai serta ketentuan yang ada di Negara kita budaya politik selalu terkait dengan system politik yang berlaku yaitu demokrasi pancasila.
Peran serta masyarakat dalam budaya politik partisipan dapat diwujudkan melalui tindakan-tindakan berikut :
 Kemampuan berpartisipasi aktif dalam kehidupan politik dengan menggunakan hak poltitk dalam pemilu.Ø
 Mengetahui hak dan kewajibannya sebagai warga Negara.Ø
 Memiliki toleransi yang tinggi terhadap perbedaan pendapatØ
 Berjiwa besar menerima kelebihan orang lain dan berlapang dada menerima kekalahan.Ø
 Mengutamakan musyawarah yang menyangkut kepentingan bersama.Ø
 Menyampaikan hak demokrasinya sebagaimana diatur dalam UU.Ø
 Kemampuan berpartisipasi terhadap kegiatan dilingkunganØ






       E.TATANAN KEHIDUPAN MASYARAKAT POLITIK
Dalam perkembangannya kehidupan masyarakat selalu mengalmi perubahan-perubahan baik positif amupun negative. Hal ini disebabkan manusia sebagai anggota dari masyarakat selalu berkembang secara dinamis yang memungkinkan terciptanya suatu kondisi tertentu yang diinginkan. Dalam upaya mencapai kondisi itu, tidak jarang diliputi suasana-suasana konflik.
Manusia hidup dalam suasana kerjasama, sekaligus suasana antagonistis dan penuh pertentangan. Konflik-konflik ideologis berbagai golongan di masyarakat Indonesia khususnya, telah menjadi sebab timbulnya kesulitan-kesulitan untuk mengembangkan aturan permainan (rules of the game). Oleh karena itu, tidak mengherankan apabila konflik-konflik ideologis tersebut tumbuh berdampingan dengan timbulnya konflik-konflik yang bersifat politis akibat pertentangan-pertentangan didalam pembagian status, kekuasaan, dan sumber-sumber ekonomi yang terbatas dalam masyarakat.
Ada beberapa indikasi yang biasa dipakai oleh para ahli ilmu-ilmu social untuk menilai 
intensitas pertentangan-pertentangan politik dalam suatu masyarakat.

a) Demonstrasi, yaitu kegiatan yang dilakukan oleh sejumlah orang yang dengan tidak menggunakan kekerasan untuk melakukan protes terhadap suatu rezim, pemerintah, pejabat pemerintah, ideology, kebijaksanaan yang sedang dilaksanakan atau bahkan baru direncanakan. Misalnya, demo menolak kenaikan harga BBM, demo menuntut pengusutan kasusu-kasu hak asasi manusia, dan lain sebagainya.
b) Kerusuhan, kerusuhan dalah pada dasarnya sama dengan demonstrasi. Bedanya, kerusuhan menggunkan kekerasan secara fisik yang biasanya diikitu pengrusakan barang-barang, pemukulan atau bahkan pembunuhan. Cirri lain yang membedakan kerusuhan dari demonstarsi adalah kenyataan bahwa kerusuhan terutama ditandai oleh spontanitas sebagai akibat dari suatu insiden dan perilaku kelompok yang kacau. Misalnya, kerusuhan Mei 1998, kerusuhan 27 Juli 1996, atau peristiwa 27 Juili, kerusuhan Poso, dan sebagainya.
c) Serangan bersenjata, (armed attack), yakni suatu tindakan kekerasan yang dilakukan untuk kepentingan suatu kelompok tertentu dengan maksud melemahkan atau bahkan menghancurkan kekuasaan daari kelompok lain. Misalnya, konflik yang terjadi di Nangroe Aceh Darussalam (NAD) sebagai akibat dari upaya Gerakan Aceh Merdeka (GAM) yang ingin melepaskan diri dari pangkuan NKRI.
d) Banyaknya jumlah kematian sebagai akibat dari kekerasan politik, misalnya penculikan dan pembunuhan dengan motif politik dan sebagainya.
Suatu integrasi nasional yang tangguh hanya akan berkembang diatas consensus nasional mengenai batas-batas suatu masyarakt politik dan system politik yang berlaku bagi seluruh masyarakat tersebut. Pertama, merupakan kesadaran dari sejumlah orang bahwa mereka bersama-sama merupakan warga dari suatu bangsa yang membedakan apakah seseorang termasuk sebagai warga dari suatu bangsa atau tidak. Kedua, merupakan consensus nasional mengetahui bagaimana suatu kehidupan bersama sebagai bangsa harus diwujudkan atau diselenggarakan. Suatu consensus nasional mengenai “sisitem nilai” yang akan mendasari hubungan-hubungan social diantara para anggota suatu masyarakat bangsa.
Ada beberapa factor yang mempengaruhi tingkat ketahanan nasional di bidang politik, yaitu factor umum dan khusus. Factor umum merupakan factor yang mempengaruhi terciptanya ketahanan nasional dibidang ideology, ekonomi, social budaya, dan pertahanan keamanan. Sedangkan factor khusus yang menentukan tingkat ketahanan nasional di bidang politik, meluputi sebagai berikut :
·         Adanya ideology nasional yang dapat mewujudkan suatu realitas politik dan memiliki fleksibilitas yang dapat menyesuaikan dan mengisi kebutuhan dan tuntutan zaman. Ideology nasional harus benar-benar dimengerti, dipahami, diyakini, dihayati, dan diamalkan serta diamankan oleh seganap lapisan masyarakat.
·         Adanya pimpinan nasional yang kuat dan berwibawa, mampu mengisi aspirasi dan cita-cita rakyat, serta mendapatkan kepercayaan dan dukungan dari rakyat.
·         Adanya pemerintahan yang bersih, efektif, dan efisien, mampu menyelenggarakan pemerintahan yang demoratis. Selain itu, mampu menyelenggarakan pembangunan dalam meningkatkan taraf hidup rakyat dan mampu melindungi seluruh tumpah darah dan segenap bangsa Indonesia sehingga tercipta suasana dan perasaan aman, bebas dari bahaya dan ketakutan.
·         Adanya masyarakat yang mempunyai kesadaran politik, disiplin nasional, dan dinamika social yang tinggi sehingga tumbuh motivasi dan aktivitas konstruktif yang membangkitkan partisipasi aktif dalam pembangunan nasional.

F.Pemantauan Kemisikinan DI Indonesia

Dalam kamus ilmiah popular,kata’’miskin’’ mengandung arti tidak berharta (harta yang ada tidak mencukupi kebutuhan) atau bokek.adapun kata ‘’fakir’’ di artikan sebagai orang yang sangat miskin.Secara etimologi makna yang terkandung yaitu bahwa kemiskinan sarat dengan masalah konsumsi Hal ini bermula sejak masa neo-klasik di mana miskin hanya dilihat dari interaksi negatif (ketidakseimbangan) antara pekerja dan upah yang diperoleh.Seiring perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi,mka perkembngan arti definitive dari pada kemiskinan adalah sebuah keniscayaan.
Berawal dari sekedar ketidakmampuan memenuhi kebutuhan konsumsi dasar dan memperbaiki keadaan hingga pengertian yang lebih luas yang memasukkan komponen-komponen sosial dan moral. Misal, pendapat yang di utarkan oleh Ali khomsan bahwa kemiskinan timbul oleh karena minimnya penyediaan laaangan kerja di berbagai sector, baik sector industry maupun pembangunan. Senada dengan pendapat di atas adaalah bahwasahnya kemiskinan ditimbulkan oleh ketidakadilan factor produksi, atau kemiskinan adalah ketidak berdayaan masyarakat terhadap system yang diterapkan oleh pemerintah sehingga mereka berada pada posisi yang sangat lemah dan tereksploitasi. Arti definitif ini lebih di kenal dengan kemiskinan striktural.Deskripsi lain arti  definitif kemiskinan yang mulai bergeser misal pada awal tahun 1990 an definisi kemiskinan tidak hanya berdasarkan tingkat pendapatan, tapi juga mencakup ketidakmampuan di bidang kesehatan, pendidikan dan perumahan.
Di penghujung abad 20 an telah  muncul arti definitif terbaru, yaitu bahwa kemiskinan juga mencakup kerentanaan, ketidak berdayaan dan ketidakmampuan untuk menyampaikan aspirasi. Kemiskinan dapat di bedakan menjadi tiga perngrtian: kemiskinan absolute, kemiskinan relative dan kemiskinan cultural. seseorang termasuk golongan miskin absolut apabila hasil pendapatannya berada di bawah garis kemiskinan, tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup minimum: pangan, sandang, kesehatan,  papan, pendidikan. Seseorang yang tergolong miskin relative sebenarnya telah hidup di atas garis kemiskinan namun masih berada di bawah kemamouan masyarakat sekitarnya. Sedangkan miskin cultural berkaitan erat dengan sikap seseorang atau sekelompok masyarakat yang tidak mau berusaha memperbaiki tingkat kehidupanyya sekalipun ada usaha dari pihak lain yang membantunya.
Indikator-indikator kemiskinan
Untuk menuju solusi kemiskinan penting bagi kita untuk menulusuri secara detail indicator-indikator kemiskinan tersebut.Adapun indicator-indikator kemiskinan sebagaimna di kutip dari badan pusat statistika,antara lain sebagai berikut:
Ketidakmampuan memenuhi kebutuhan konsumsi dasar (sandang,pangan dan papan)
Tidak adanya akses terhadap kebutuhan hidup dasar lainnya (kesehatan,pendidikan,sanitasi,air bersih dan transportasi)
Tidak adanya jaminan masa depan (karena tiadanya inventasi untuk pendidikan keluarga).
Kerentanan terhadap goncangan yang bersifat individual maupun massa.
Rendahnya kualitas sumber daya manusia dan terbtasnya sumber daya alam.
Kurangnya apresiasi dalam kegiatan sosial masyarakat.
Tidak adanya akses dalam lapangan kerja dan mata pencaharian yang berjesinambungan.
Ketidakmampuan berusaha karena cacat fisik maupun mental.
Ketidakmampuan dan ketidaktergantungan sosial(anak-anak terlantar, wanita korban kekerasan rumah tangga,janda miskin, kelompok marginal dan terpencil).
Penyebab Kemiskinan
Dibawah ini beberapa penyebab kemiskinan menurut pendapat karimah kuraiyyim.Yang antara lain adalah:
Merosotnya standar perkembangan pendpatan per kapita secara global.
Yang penting di garis bawahi di sini adalah bahwa standar pendapatan perkaita bergerak seimbang dengan produktifitas yang ada pada suau system.Jikalau produktifitas berangsur meningkat maka pendapatan perkapita pin akan naik.B egitu pula sebaliknya, seandainya  produktifitas menyusut maka pendapatan perkapita akan turun beriringan.
Berikut beberap factor yang mempengaruhi kemerosotan standar perkembangan pendapatan per kapita:
1)      naiknya standar perkembangan suatu daerah.
2)      politik ekonomi yang tidakn sehat
3)      faktor-faktor luar negeri,di antara lainnya:
a)      rusakya syarat-syarat perdagangan
b)      beban hutang
c)      kurangnya bantuan luar negeri,dan
d)     perang

Menurunnya etos kerja dan produktivitas masyarakat.
Terlihat jelas factor ini sangat urgen dalam pengaruhnya terhadap kemiskinan.oleh karena itu,untuk menaikkan etos kerja dan produtifitas masyarakat harus didukung dengan SDA dan SDM yang bagus,serta jaminan kesehatan pendidikan yang bisa dipertanggung jawabkan dengan maksimal
Biaya kehidupan yang tinggi
 melonjok tingginya biaya kehidupan suatu daerah adalah sebagai akibat dari tidak adanya keseimbangan pendpatan atau gaji masyarakat.tentunya kemiskinan adalah konsekuensi logis dari realita diatas.hal ini bisa disebabkan oleh karena kurangnya tenaga ahli, lemahnya peranan wanita tadi depan public dan banyaknya pengangguran.
pembagian subsidi income pemerintah yang kurang merata.
    Hal ini selain menyulitkan akan terpenuhinya kebutuhan pokok dan jaminan keamanan untuk para warga miskin, juga secara tidak langsung mematikan sumber pemasukan warga. Bahkan disisi lain rakyat miskin masih terbebani oleh pajak negara.

A.    Profil kemiskinan di Indonesia maret 2011
Jumlah penduduk miskin (penduduk dengan pengeluaran per kapita per bulan dibawah garis kemiskinan) di Indonesia pada maret 2011 mencapai 30,02 juta orang (12,49 persen) turun 1,00 juta orang (0,84 persen) dibandingkan dengan penduduk miskin pada maret 2010 yang sebesar 31,02 juta orang (13,33 persen).
 Selama priode maret 2010-maret 2011, penduduk di daerah perkotaan berkurang sekitar 0,05 juta orang (dari 11,10 juta orang pada maret menjadi 11,05 juta orang pada maret), sementara di daerah perdesaan berkurang sekitar 0,95 juta orang (dari 19,93 juta orang pada maret menjadi 18,97 juta orang pada maret 2011).
 Persentase penduduk miskin  antara daerah perkotaan dan perdesaan tidak banyak berubah selama periode ini. Penduduk miskin di daerah perkotaan pada maret 2010 sebesar 9,87 persen, menurun sedikit menjadi 9,23 persen pada maret 2011. Dilain pihak penduduk miskin di daerah perdesaan pada maret 2010 sebesar 16,56 persen juga menurun sedikit menjadi 15,72 persen pada maret 2011.
 Peranan komoditi makanan terhadap garis kemiskinan pada maret 2010 dan maret 2011 jauh lebih besar dibandingkan peranan komoditi bukan makanan (perumahan, sandang, pendidik, dan bukan makanan lainnya), yaitu masing-masing sebesar 73,50 persen pada maret 2010 dan sebesar 73,52 persen pada maret 2011.
  Komoditi makanan yang berpengaruh besar terhadap nilai garis kemiskinan adalah beras, rokok kretek filter, gula pasir telur ayam ras, mie instan, tempe bawang merah, daging ayam ras, dan tahu. Untuk komoditi bukan makanan adalah biaya perumahan, listrik, pendidikan dan angkutan.
  Pada priode maret 2010-maret 2011, indeks index kedalaman kemiskinan (P1) dan indeks keparahan kemiskinan (P2) menunjukkan kecenderungan menurun P1 menurun dari  2,21 pada maret 2010 menjadi 2,08 pada maret 2011, dan P2 menurun dari 0,58 pada maret 2010 menjadi 0,55 pada maret 2011.  Ini mengindikasikan bahwa rata-rata pengeluaran penduduk miskin cenderung semakin mendekati garis kemiskinan dan ketimpangan pengeluaran penduduk miskin juga semakin menyempit.

B.     Perkembangan kemiskinan di Indonesia maret 2010-maret 2011
Jumlah penduduk miskin di Indonesia pada maret 2011 sebesar 30,02 juta orang (12,49 persen). Di bandingkan dengan jumlah penduduk miskin pada maret 2010 yang berjumlah 31,02 juta orang (13,33 persen ), jumlah penduduk miskin berkurang 1,00 juta orang.
Jumlah penduduk miskin di daerah pedesaan turun lebih besar dari pada di daerah perkotaan. Selama priode maret 2010-maret 2011, penduduk miskin di daerah pedesaan berkurang sekitar 0,95 juta orang, sementara di daerah perkotaan berkurang sekitar 0.05 juta orang.
Peresentase penduduk miskin antara daerah perkotaan dan daerah pedesaan tidak banyak berubah dari maret 2010ke maret 2011. Pada maret 2010 dan maret 2011, sebagian besar penduduk miskin berada di daerah pedesaan, maret 2010 sebesar 64,23 persen dan maret 2011 sebesar 63,20
2010 – maret 2011 tampaknya berkaitan dengan faktor-faktor berikut:
Selama priode maret 2010-maret 2011 inflasi umum relative rendah yaitu sebesar 6,65%.
Rta-rata upah harian buruh bangunan naik sebesar 7,14 % selama priode maret 2010-maret 2011.
Produksi pada tahun 2011 (hasil) angka ramalan/ARAM II) mencapai 68,06 juta ton GKC, naik sebesar 2,4% dari produksi padi pada tahun 2010 (angka tetap/ATAP) yang sebesar 66,47 juta ton GKC)
Perbaikan penghasilan petani yang ditunjukkan oleh kenaikan NTP (nilai tukar petani) sebesar 2,09 % dari 101,20 pada maret 2010 menjadi 103,32 pada maret 2011.
Perekonomian Indonesia triwulan I-2011 tumbuh sebesar 6,5 % terhadap triwulan I-2010, pertumbuhan ini lebih tinggi dari I-2010 yang tumbuh 5,6 persen. Padaa priode yang sama pengeluaran konsumsi rumah tangga meningkat sebesar 4,5 %.

C.    Penjelasan teknis dan sumber data
Untuk mengukur kemiskinan, BPS menggunakan konsep pendekatan kebutuhan dasar (basic needs approach). Dengan pendekatn ini, kemiskinan di pandang sebagai ketidakmampuan dari sisi ekonomi untuk memenuuhi kebutuhan dasar makanan dan bukan makanan yang diukur dari sisi pengeluaran. Dengan pendekataan ini dapat dihitung headcount indekx,yaitu presentase penduduk miskin terhadap total penduduk.
Metode yang digunakan pada maret 2011 dama sejak maret  1998, yaitu dengan menghitung garis kemiskinan (GK) yang terdiri dari dua komponen yaitu garis kemiskinan makanan (GKM) dan garis kemiskinan bukan makanan (GKBM) dari paket komoditi daan referensi populasi yang sama. Penghitungan garis kemiskinan dilakukukan secara terpisah intuk daerah perkotaan dan pedesaan. Penduduk miskin yang memiliki rata-rata pengeluaraan per kapita per bulan di baawah garis kemiskinan.
Garis kemiskinan makanan (GKM) merupakan nilai pengeluaran kebutuhan minimum makanan yang disertakan dengan 2100 kkalori per kapita per hari untuk”populasi referensi “, yaitu 20 % penduduk di atas garis kemiskinan sementara garis kemiskinan tahun sebelumnya sesuai dengan tingkat inflasi tahun ke tahun selama priode maret 2010-maret 2011). Paket komoditi kebutuhan dasar makanan diwakili oleh 52 jenis komoditi ( padi-padian, umbi-umbian, ikan daging, telur dan susu, sayuran kacang-kacangan, buah-buahan, minyak, lemak dll).
Garis kemiskinan bukan makanan (GKBM) adalah rata-rata pengeluaran “populasi referensi”untuk perumahan, sandang, pendidikan dan kesehatan. Paket komoditi kebutuhan dasar non makanan diwakili oleh 51 jenis komoditi di perkotaan dan 47 komoditi di pedesaan.
Untuk keterbandingan antar wilayah, pengeluaran makanan dan non makanan, harga-harga komiditi makanan dan non makanan distandarkan dengan harga-harga komiditi yang sama di Kotamadya Jakarta Selatan.
Sumber data utama yang dipakai untuk menghitung tingkat kemiskinan tahun 2011 adalah data SUSENAS (Suevei Sosisl Ekonomi Nasional) Modul Komsumsi Maret 2011. Jumlah sampel sebesar ±75.000 rumah tangga dimahsudkan supaya data kemiskinan dapat disajikan sampai tingkat provinsi. Sebagai informasi tambahan, juga digunakan hasil survey SPKKD (Survey paket Komiditi Kebutuhan Dasar) yang dipakai untuk memperkirakan proporsi dari pengeluaran masing-masing komidi pokok buka makanan.

D.    Tantangan kemiskinan di Indonesia
Masalah kemiskinan di Indonesia sarat sekali hubungannya dengan rendahnya tingkat Sumber Daya Manusia (SDM), dibuktikan oleh rendahnya mutu kehidupan masyarakatIndonesia meskipun kaya akan Sumber Daya Alam (SDA). Sebagaimana yang ditunjukkan oleh rendahnya indeks Pembangunan Masyarakat (IPM) Indonesia pada tahun 2002 sebesar 0,692. Yang masih menempati peringkat lebih rendah dari Malaysia dan Thailand diantara negara-negara ASEAN.
Sementara, indeks Kemiskinan Manusia (KM) Indonesia pada tahun yang sama sebesar 0,178 masih lebih tinggi dari Filipina dan Thailand. Selain itu, kesenjangan gender di Indenesia massif relatif besar dibandingkan ASEAN lainnya. Tantangan lainnya adalah kesenjangan antara desa dan kota. Proporsi penduduk miskin di perdesaan relatif lebih tinggi disbanding perkotaan. Data susenes (National Social Ekonomi Survey) 2004 menunjukkan bahwa sekitar 69,0 % penduduk Indonesia termasuk penduduk miskin yang sebagian besar bekerja di sekitar pertanian. Selain itu juga tantangan yang sangat memilukan adalah kemiskinan di alami oleh kaum perempuan yang ditunjukkan oleh rendahnya kualitas hidup dan peranan wanita, terjadinya tindak kekerasan terhadap perempuan dan anak, serta masih rendahnya angka pembanguna gender (Gender-related Development Indeks, GDI) dan angka indeks pemberdayaan Gender (Gender Empeworment Measurement, GEM).
Tantangan selanjutnya adalah otonomi daerah. Di mana hal ini mempunyai peran yang sangat signifikan untuk mengentaskan atau menjerumuskan masyarakat darikemiskinan. Sebab ketika meningkatnya peran keikutsertaan pemerintah daerah dalam penanggulangan kemiskinan. Maka tidak mustahil dalam jangka yang relatif singkat kita akan mengentaskan masyarakat dari kemiskinan pada skala nasional terutama dalam mendekatkan pelayanan dasar bagi masyarakat. Akan tetapi ketika pemerintah daerah kurang peka terhadap keadaan lingkungan sekitar, hal ini sangat berpotensi sekali untuk membawa masyarakat ke jurang kemiskinan, serta bisa menimbulkan bahayalaten dalam skala nasional.

Kebijakan dan Program dan Penuntasan Kemiskinan
 Upaya penanggulangan kemiskinan Indonesia telah dilakukan dan menetapkan penanggulangan kemiskinan sebagai prioritas utama kebijakan pembangunan nasional. Kebijakan kemiskinan merupakan prioritas Rencana Pembagunan Jangkah Menengah (ROJM) 2009-2014 dan dijabarkan lebih rinci dalam Rencana Kerja Pemerintah (RKP) setiap tahun serta digunakan sebagai acuan bagi kementrian, lembaga dan pemerintah daerah dalam pelaksanaan pembangunan tahunan. Sebagai wujud gerakan bersama dalam mengatasi kemiskinan dan mencapai tujuan pembangunan, Strategi Nasional Pembangunan Kemiskinan (SPNK) telah disusun melalui proses partisipatif dengan melibatkan seluruh stakeholders pembangunan di Indonesia.Selain itu,sekitar 60% pemerintah kabupaten/kota telah membentuk komite penanggulangan kemiskinan daerah (KPKD) dan menyusun strategi pennggulangan kemiskinan daerah (SPKD) sebagai dasar arus utama pennggulangan kemiskinan di daerah dan mendorong gerakan sosial dalam mengatasi kemiskinan.
  Adapun langkah jangka pendek yang diprioritaskan antara lain sebagai berikut:
Mengurangi kesenjangan antar daerah dengan ;
Penyediaan sarana-sarana irigasi,air bersihh dan sanitasi dasar terutama daerah-daerah langka sumber air bersih.
Pembangunan jalan,jembatan,dan dermaga daerah-daerah tertinggal.
Redistribusi sumber dana kepada daerah-daerah yang memiliki pendapatan rendah dengan instrument dana alokasi khusus (DAK).
Perluasan kesempatan kerja dan berusaha di lakukan melalui bantuan dinastimulan untuk modal  usaha,pelatihan keterampilan kerja dan meningkatkaninventasi dan revitalasisasi industri.
khusus untuk pemenuhan sarana hakdasar penduduk miskin diberikan pelayanan antara lain:
pendidikan gratis sebagai penuntasan program belajar 9 tahun termasuk tunjangan bagi murid yang kurang mampu.
jaminan pemeliharaan kesehatan gratis bagi penduduk miskin di puskesmas dan rumah sakit kelas ke tiga. Di bawah ini merupakan contoh dari upaya mengatasi kemiskinan di Indonesia.
  Contoh dari upaya kemiskinan adalah di provinsi jawa barat tepatnya di bandung dengan diadakannya bandung peduli yang di bentuk pada tanggal 23-25 februari 1998.
  Bandung peduli gerakan kemanusiaan yang memfokuskan kegiatannya pada upaya menolong orang kelaparan , dan mengentaskan orang-orang yang berada di bwah garis kemiskinan. Dalam melakukan kegiatan,Bandung peduli berpegang teguh pada wawasan kemanusiaan,tanpa mengindahkan perbedaan suku, ras agama, kepercyaan, ataupun haluan politik. Oleh karena itu sumbangan dari para orang dermaawan tidak terlalu besar bila di bandingkan dengan permasalahan kelaparan dan kemiskinan yang di hadapi, maka bandung peduli melakukuan targeting dengan sasaran bahwa orng yang di bantu tinggal di kabupaten / kotamadyaa bandung, dan mereka yang tergolong fakir. Golongan fakir yang di makseud adalah orang yang miskin sekali dan paling miskin bila diukur dengan “ekuivalen nilai tukar beras”.