Komunikasi dilakukan oleh pihak yang memberitahukan
(komunikator) kepada pihak penerima (komunikan). Komunikasi efektif tejadi
apabila sesuatu (pesan) yang diberitahukan komunikator dapat diterima dengan
baik atau sama oleh komunikan, sehingga tidak terjadi salah persepsi.
Untuk dapat berkomunikasi secara efektif dan mudah dipahami
kita perlu memahami unsur-unsur komunikasi, antara lain sebagai berikut:
1.Komunikator.
Pengirim (sender) yang mengirimkan pesan kepada komunikan
dengan menggunakan media tertentu. Unsur yang sangat berpengaruh dalam
komunikasi, karena merupakan awal (sumber) terjadinya suatu komunikasi.
2.Komunikan.
Penerima (receiver) yang menerima pesan dari komunikator,
kemudian memahami, menerjemahkan dan akhirnya memberi respon.
3.Media.
Saluran (channel) yang digunakan untuk menyampaikan pesan
sebagai sarana berkomunikasi. Berupa bahasa verbal maupun non verbal, wujudnya
berupa ucapan, tulisan, gambar, bahasa tubuh, bahasa mesin, sandi dan lain
sebagainya.
4.Pesan.
Isi komunikasi berupa pesan (message) yang disampaikan
oleh Komunikator kepada Komunikan. Kejelasan pengiriman dan penerimaan pesan
sangat berpengaruh terhadap kesinambungan komunikasi.
5.Tanggapan.
Merupakan dampak (effect) komunikasi sebagai respon atas
penerimaan pesan. Diimplentasikan dalam bentuk umpan balik (feed back) atau
tindakan sesuai dengan pesan yang diterima.
Hambatan
Komunikasi
Merupakan
jenis hambatan berupa fisik, misalnya cacat pendengaran (tuna rungu), tuna
netra, tuna wicara. Maka dalam hal ini baik komunikator maupun komunikan harus
saling berkomunikasi secara maksimal. Bantuan panca indera juga berperan
penting dalam komunikasi ini.
Contoh:
Apabila terdapat seorang perawat dengan pasien berusia lanjut. Dalam hal ini
maka perawat harus bersikap lembut dan sopan tapi bukan berarti tidak pada
pasien lain. Perawat harus lebih memaksimalkan volume suaranya apabila ia
berbicara pada pasien tuna rungu.. Jadi
hambatan semantik adalah hambatan mengenai bahasa, baik bahasa yang digunakan
oleh komunikator, maupun komunikan.
Hambatan
semantik dibagi menjadi 3, diantaranya:
- Salah pengucapan kata atau
istilah karena terlalu cepat berbicara.
contoh:
partisipasi menjadi partisisapi
- Adanya perbedaan makna dan
pengertian pada kata-kata yang pengucapannya sama
Contoh:
bujang (Sunda: sudah; Sumatera: anak laki-laki)
- Adanya pengertian konotatif, Contoh: secara denotative, semua setuju bahwa anjing adalah binatang berbulu, berkaki empat. Sedangkan secara konotatif, banyak orang menganggap anjing sebagai binatang piaraan yang setia, bersahabat dan panjang ingatan.
Jadi apabila
ini disampaikan secara denotatif sedangkan komunikan menangkap secara konotatif
maka komunikasi kita gagal.
Daftar Pustaka :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar